Guna meningkatkan mutu pembelajaran di perguruan tinggi, UIN Jakarta untuk ke sekian kalinya, kembali melaksanakan workshop pembelajaran bagi para dosen muda. Bertempat, di ruang pertemuan Gedung Kopertais, Ciputat, Sebanyak 40 orang dosen muda UIN Jakarta mendapatkan pelatihan dan materi-materi penting seputar pembelajaran. Kegiatan tersebut dilaksanakan dari tanggal 23 sampai dengan 26 Agustus 2016. Acara dibuka secara langsung oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Dr. Fadhillah Suralaga, M.Si. Dalam sambutannya, yang dimoderatori Dr. Sururin, Warek I menyatakan bahwa demi menghasilkan kualitas lulusan UIN Jakarta yang baik, maka sudah menjadi keharusan bahwa para dosen UIN harus memiliki skill pembelajaran yang baik.
Para peserta workshop terdiri dari para dosen muda yang berasal dari seluruh fakultas di lingkungan UIN Jakarta. Sementara para tutor dan trainer kebanyakan berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN, dan selainnya berasal dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) serta Universitas Islam Bandung (UNISBA). Dalam kegiatan tersebut, para peserta akan disuguhi materi-materi penting dalam pembelajaran. Materi-materi tersebut diantaranya adalah konsep pembelaran di perguruan tinggi, model pembelajaran aktif di perguruan tinggi, praktek model pembelajaran di perguruan tinggi, praktek mmodel CTL di Perguruan Tinggi, evaluasi pembelajaran di perguruan tinggi, pembelajaran berbasis multimedia, pengembangan evaluasi pembelajaran, pengembangan RPS, dan peer teaching. Penyampaian materi yang disampaikan secara santai dan diselingi aneka ice breaking yang menyenangkan, membuat para peserta merasa enjoy mengikuti kegiatan tersebut. Di satu sisi, para peserta juga tersadarkan dengan pentingnya merencanakan pembelajaran dengan baik.
Dalam kesempatan itu, para peserta juga diajak untuk memahami konsep ilmu dalam Islam. Dr. Ahmad Shodiq, sebagai pemateri menyatakan bahwa secara umum ilmu dalam Islam dibagi menjadi 2, yaitu ilmu kasby dan ilmu ladunny. Ilmu kasby merupakan ilmu yang diperoleh melalui akal pikiran dengan cara diskusi, membaca dan menganalisis. Sementara ilmu ladunny, diperoleh dengan melakukan tazkiyatun nafs, atau pembersihan diri. Berbeda dengan ilmu kasby, ilmu ladunny lebih fokus mengurus kebersihan hati.
Pemateri lain, Dr. Abdul Rozak, M.Si, membahas tentang pentingnya memperhatikan kurikulum berbasis KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional) dan SNPT (Standar Nasional Pendidikan Tinggi). Kedua hal tersebut meniscayakan pentingnya penentuan capaian pembelajaran dan rencana pembelajaran yang matang. Dosen dituntut untuk mengarahkan dan membimbing mahasiswa pada capaian pembelajaran yang telah ditentukan oleh perguruan tinggi dan program studi masing-masing.
Di akhir acara, para peserta diminta untuk melakukan praktek peer teaching, atau praktek mengajar langsung di kelas. Dalam kegiatan tersebut para peserta diharapkan dapat mempraktekan apa yang telah dipelajari selama berhari-hari serta menemukan pengalaman tersendiri untuk mengembangkan pembelajaran di kelas.
0 Comments