[email protected] (021) 7401925 Jl. Ir H. Juanda No.95,Ciputat Indonesia,

Memperjelas, menumbuhkan, mengkonsolidasi, mempercepat, mensistematisasikan serta melembagakan gerakan mutu pendidikan tinggi

Dr. Henrry : “Agar tidak terjebak plagiarisme, hindari daur ulang ide dan gagasan tanpa perubahan yang signifikan”

Guna menghindari terjadinya praktik plagiarisme di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, LPM menggelar workshop Anti Plagiarisme dengan tajuk: “Menulusur Kebijakan dan Upaya Pencegahan Plagiarisme di Perguruan Tinggi”. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Wisma Syahida, Lt. 6, Jumat, 13 Oktober 2017.

Tim dari Perpustakaan menyampaikan pentingnya penggunaan Turnitin untuk mencegah terjadinya plagiarisme.

Bertindak sebagai narasumber adalah tim dari Perpustakaan Utama yang terdiri dari Kepala Perpustakaan, Amrullah Hasbana, MA dan Ulfah Andayani, M.Hum. Tim dari perpustakaan juga ditemani oleh Ririn, perwakilan dari Vendor aplikasi plagiarisme, Turnitin. Tim dari Perpustakaan menyampaikan pentingnya penggunaan Turnitin untuk mencegah terjadinya plagiarisme. Pentingnya penggunaan Turnitin dibahas tuntas dalam sesi pertama workshop tersebut.

Sesi kedua mengangkat tema tentang pemahaman plagiarisme dan upaya pencegahannya di perguruan tinggi. Bertindak sebagai nara sumber adalah Dr. Henry Soelistiyo, SH.LL.M, Dosen program pasca sarjana Universitas Pelita Harapan. Henry sendiri pernah menulis sebuah buku yang cukup populer terbitan Kanisius yang berjudul: â€œPlagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika”. Semenjak kuliah doktoral di program pascasarjana UGM, Henry memang sudah fokus meneliti praktik-praktik plagiarisme, tak aneh jika disertasinya pun membahas topik yang sama.

Dalam kesempatan tersebut, Henry menyatakan ada beberapa tips agar kita dapat terhindar dari praktik plagiarisme. Pertama, selalu cantumkan sumber kutipan, termasuk foot note atau body note. Kedua, buat catatan lengkap sumber referensi. Langkah penting dalam mencatumkan referensi ini, menurut Henry adalah selalu membiasakan diri untuk selalu mencantumkan referensi di akhir kutipan sebelum istirahat atau beralih ke pekerjaan lain untuk menghindari lupa. Ketiga, lakukan parafrase dan interpretasi, jangan menggunakan kutipan langsung, apalagi lupa mencantumkan narasumber. Keempat, hindari daur ulang ide dan gagasan tanpa perubahan yang signifikan.

Pemaparan Henry tentang plagiarisme dalam workshop tersebut memang sangat komprehensif. Terdapat 5 topik utama yang dibahas Henry dalam kesempatan tersebut. Kelima topik tersebut adalah etika dan kejujuran akademik, bentuk tipe dan batasan plagiarisme, aturan hukum dan etika seputar plagiarisme, resiko dan sanksi plagiarism, dan strategi menghindari plagiarisme.

Selain membahas praktik plagiarime di dunia akademik, Henry juga sempat menyinggung adanya praktik plagiarisme dalama bidang lain yang belum banyak tersentuh dan terungkap. Di antaranya bentuk plagiarisme dalam pembuatan poster film, plagiarisme dalam karya lukis, plagiarisme karya musik, dan plagiarisme dalam karya film dan sinetron. Menurut Henry, kasus-kasus plagiarisme yang terungkap belakangan lebih banyak diletupkan oleh kepentingan politik. Ini berarti bahwa banyak praktik-praktik plagiarisme lain yang tidak terangkat ke permukaan karena memang belum ada motif besar untuk mengungkapkannya atau karena memang sama sekali belum diketahui publik.

LPM Author

Lembaga Penjaminan Mutu, Univeristas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 Comments

Your Comment

Please Login to google SSO to send Us your Comment

Google Login