Demi menunjang cita-cita besar UIN Jakarta menjadi world class university, LPM UIN Jakarta mengirimkan tiga orang utusan untuk mengikuti international conference dan CQO meeting AUN QA di Bangkok Thailand, 26-28 Maret 2018. Ketiga orang tersebut adalah Parhan Hidayat, Iwan Permanda dan Ramdani Miftah. Mereka akan mengikuti international conference selama 2 hari di Hotel Dusit Thani Bangkok dan salah seorang diantaranya akan mewakili LPM di acara CQO meeting di Mahidol University, Salaya.
Dr. Libing menyampaikan ceramahnya tentang tantangan dalam pencapaian SDG (Sustainable Development Goals). Menurut Dr. Libing SDG yang telah ditetapkan oleh PBB menggaris bawahi pentingnya hasil pembelajaran yang effektif sebagai alat untuk mempromosikan kualitas pendidikan tinggi, termasuk universitas.
hari Pertama (26 Maret 2018)
Pada hari pertama, 26 Maret 2018. Acara dimulai pada pukul 08.30 dengan sambutan dari rektor Universitas Mahidol, Prof. Banchong Mahaisavariya. Pembukaan kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Kementrian Pendidikan Thailand, oleh Deputi Menteri Pendidikan, Clin. Prof. Udom Kachintom. Kemudian pembukaan dilanjtukan kembali oleh asisten Sekjen Kementrian Pendidikan Thailand, Ms. Chadarat Singhadechakul. Setelah itu giliran dari pengurus AUN QA yang memberikan sambutan, yaitu Direktur Eksekutif AUN, Dr. Choltis Dhirathti. Setelah itu dilanjutkan kembali oleh Ketua Umum Dewan AUN QA Assoc. Prof. Dr. Nantana Gajaseni.
Setelah acara pembukaan, acara dilanjutkan dengan mendengarkan ceramah dari keynote speaker pertama yaitu Dr. Libing Wang. Beliau adalah Ketua Seksi Inovasi pendidikan dan Pengembangan Skill PBB. Dr. Libing menyampaikan ceramahnya tentang tantangan dalam pencapaian SDG (Sustainable Development Goals). Menurut Dr. Libing SDG yang telah ditetapkan oleh PBB menggaris bawahi pentingnya hasil pembelajaran yang effektif sebagai alat untuk mempromosikan kualitas pendidikan tinggi, termasuk universitas. Tetapi, adanya fokus yang sempit dalam kemampuan kerja yang spesifik dapat mengakibatkan adanya kerugian terhadap penjaminan kualitas dan kerelavanan pendidikan tinggi.
Setelah Ceramah Keynote Speaker, acara dilanjutkan dengan diskusi panel yang pertama. Diskusi panel pertama diisi penyampaian materi oleh Dr. Susanna Karakhanyan, Ms. Fiona Crozier, dan Dr. Karen Treloar. Bertindak sebagai moderator adalah Mr. Johnson Ong Chee Bin. Susanna menyampaikan materi tentang Tujuan berkelanjutan PBB dalam bidang pendidikan. Susanna sendiri merupakan President dari International Network of Quality Assurance Agencies in Higher Education (INQAAHE).
Setelah Susanna, Fiona Crozier kemudian berkesempatan menyampaikan materi tentang bagaimana penjaminan mutu membantu meningkatkan kualitas pendidikan bagi semuanya. Fiona yang merupakan kepala seksi bagian internasional dari Quality Assurance Agency for Higher Education (QAA), Dari Inggris Raya. Fiona memfokuskan pembahasannya pada tiga konsep utama yaitu pengembangan kualitas secara internal, pengembangan jaminan mutu eksternal, dan bagaimana menciptakan kepercayaan publik.
Selanjutnya, Dr. Karen Treloar menyampaikan materi tentang organisasi yang dipimpinnya yaitu TEQSA. TEQSA sendiri merupakan singkatan dari Tertiary Education Quality and Standard Agency (TEQSA), Australia. Karena menjelaskan bagaimana TEQSA di Australia mengelola kualitas pendidikan tinggi, membangun kemitraan, jaringan, kolaborasi dan menyebarluaskan praktik-praktik yang baik dalam penjaminan mutu.
Mr. Johnson kemudian mempersilahkan hadir untuk menyampaikan pertanyaan atau tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan oleh para pemateri. Acara diskusi berlangsung dari 10.30 sampai dengan 12.00. Acara kemudian dilanjutkan dengan istirahat dan makan siang.
Setelah istirahat, acara dilanjutkan dengan mendengarkan pemaparan materi dari Dr. Ivan Dyukarev. Ivan berasal dari Tuning Academy, Universitas Deusto, Spanyol. Ivan menyampaikan materi tentang metodologi untuk melengkapi siklus penerapan gelar dari desain kurikulum sampai ke evaluasi pengajaran dan pembelajaran.
Tuning Academy, menurut Ivan, memiliki tujuan untuk memberikan kontribusi pada adanya elaborask dari sebuah kerangka kerja kualifikasi yang comparable dan compatible, yang seharusnya dapat digambarkan dalam istilah kompetensi, hasil pembelajaran dan beban kerja.
Dr. Choltis Dhirathiti berperan sebagai moderator yang mempersilahkan hadirin untuk bertanya dan memberikan tanggapan.
Setelah rehat selama 30 menit, acara kemudian dilanjutkan kembali dengan acara diskusi panel ke 3
Diskusi panel ketiga bertema tentang Kebikanan pemerintah apa yang paling efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi. Para pembicaranya adalah Prof. Dr. Maria Cynthia Rose Banzon Bautisa (Vice President for Academic Afairs, University of the Philipines and Former Comissioner of the Commision on Higher Education (CHED), The Philipines. Pembicara kedua adalah Prof. T. Basaruddin (Ketua BAN PT) Indonesia. Pembicara ketiga adalah Dr. Nguyen Quoc Chinh (Director of Center for Educational Testing and Quality Assessment. Diskusi Panel ketiga ini dimoderatori oleh Dr. Shahrir Abdullah (Universitas Kebangsaan Malaysia)
Setelah diskusi panel ketiga berakhir, acara dilanjutkan dengan pameran poster. Poster-poster tersebut merupakan poster yang dibawa oleh para peserta dari berbagai negara.
Setelah itu acara dilanjutkan kembali dengan kegiatan sesi pararel di tiga ruangan yang berbeda. Ruang A dipimpin oleh Prof. Dr. Fauza Ab. Ghaffar (Malaysia). Ruang B dipimpin oleh Prof. Dr. Amulfo P. Azcarraga (Philippines). Ruang C dipimpin oleh Prof. Dr. Indra Wijaya Kusuma (Indonesia).
Setelah semua acara selesai, pada pukul 19.00 seluruh peserta konferensi diundang untuk menghadiri acara welcome dinner. dalam acara makan malam tersebut, tim AUN QA mempersembahkan berbagai kesenian yang dipentaskan oleh para mahasiswa dari Mahidol University. Di tengah-tengah acara, beberapa asesor senior dari Filipina dan Thailand memberikan persembahan lagu-lagu tahun 1990an. Sekitar pukul 21.00 acara berakhir, dan para tamu kembali ke tempat penginapan masing-masing.
Hari Kedua (27 Maret 2018).
Pada hari kedua, acara dimulai dengan presentasi Keynot Speaker, yaitu Prof. Dr. Muhammad Anis (Rektor Universitas Indonesia). Dalam kesempatan tersebut, Prof. Anis menyampaikan materi dengan tema: Quality Education and Global Change: Roles of Innovation and Quality Learning. Menurut Prof. Anis, saat ini kita sedang memasuki era digital dimana perubahan terhadap otomasi membawa pada munculnya revolusi industri keempat yang ditandai dengan integrasi teknologi dan kaburnya batasan antara fisik, digital dan aspek kehidupan biologis.
Kemudian Prof. Anis melanjutkan bahwa perkembangan inovasi yang terotomasi dengan adanya super komputer, robot, kecerdasan buatan dan modifikasi genetik menciptakan dunia yang benar-benar berbeda dengan dunia yang kita kenal sebelumnya, termasuk perubahan dan pergantian dalam tipe angkatan kerja. Penelitian tentang dampak teknologi digital menuju revolusi industri keempat yang dilakukan oleh McKinsey (2016) menyatakan bahwa pada lima tahun ke depan, 52,6 juta pekerjaan akan digantikan oleh mesin. Demikian garis besar ceramah Prof Anis sebagai Keynote Speaker dalam kegiatan tersebut. Pada pukul 09.45, Prof. Anis mengakhiri ceramahnya. Acara kemudian dilanjutkan dengan rehat selama 15 menit.
Pada pukul 09.45 acara kemudian dilanjutkan dengan diskusi panel dengan tema: How do we continually monitor/follow up/evaluate the outcomes and impacts of QA Practice in the universities. Para pembicaranya adalah Prof. Dr. Fauza Abd. Ghaffar (Director, Academic Enhancement and Leadership Development Centre, University of Malaya, Malaysia), dan Assoc. Prof. Dr. Tan Kay Chuan (Chief Quality Officer, AUN QA Trainer and Assesor, National University of Singapore, Singapore). Selain itu, dalam kegiatan tersebut ada juga beberapa komentator yaitu Prof. Dr. Wyona C. Patalinghung (AUN-QA Expert, De La Salle University, The Philippines) dan Assoc. Prof. Chavalit Wongse-ek (AUN QA-Expert, Mahidol University, Thailand. Acara ini dimoderatori oleh Assoc. Prof. Dr. Nantagajaseni (Acting Chairperson of AUN QA-Council).
Prof. Fauza menyampaikan bahwa kerngka kerja penerapan QA di Universitas Malaya diantara semua perguruan tinggi lainnya adalah bahwa sistem penjaminan mutu (QMS) diterapkan berdasarkan MS ISO 9001:2015 dan kerangkan kerja Qualifikasi Malaysia (MQF). Penerapan QMS meliputi ruang lingkup yang holistik dan melibatkan semua fungsi universitas yang terdiri dari bisnis utamanya yaitu pendidikan, penelitian, pengabdian dan bentuk-bentuk pengabdian lainnya. MQF diterapkan untuk semua sistem penjaminan mutu dalam proses kegiatan akademik.
Selanjutnya, Assoc. Prof. Dr. Tan Kay Chuan, membahas tentang perbandingan versi AUN QA 2.0 ke versi AUN QA 3.0.
Kegiatan diskusi panel ini kemudian berakhir pada pukul 12.00. Kegiatan kemudian dilanjtukan dengan kunjung ke Mahidol University.
Hari Ketiga (28 Mei 2018).
Pada hari ketiga, acara dilanjutkan dengan kegiatan CQO (Comittee Quality Organization) yang dilaksankan di Universitas Mahidol.
Para peserta dikonsentrasikan di Hotel Dusit Thani. Sekitar pukul 06.30 sejumlah bis sudah tersedia di depan Hotel. Para pesera sudah berkumpul di depan hotel pada pukul 07.00. Pada kisaran pukul 07.05, Bis kemudian berangkat menuju kampus Mahidol University. Perjalanan menuju kampus Mahidol yang terletak di daerah Salaya.
Pada kisaran pukul 09.00, acara dimulai dengan pembukaan oleh sekretariat  AUN QA. Setelah itu acara dilanjutkan dengan pembahasa agenda rapat AUN QA diantaranya pembahasan rencana strategis tahun 2018-2022, progress reportAUN QA dari April 2017-Maret 2018, pemantapan penerapan assessment berbasis web, dan beberapa agenda tambahan lainnya. Acara kemudian berakhir pada pukul 15.00.
0 Comments